ORANG YANG PALING DI TAKUTI

ORANG YANG PALING DI TAKUTI

“Tidak bisa, orang yang paling ditakuti di dunia yaitu perampok atau preman, seoerang preman itu kalau bicara membuat bulu kuduk berdiri, kalau disinggung cepat marah dan dia merasa semua orang di dunia ini tidak ada yang berani melawannya, apalagi kalau  mempunyai kemauan wah……. Harus dituruti, apabila kemauannya tidak dituruti bisa bisa bukan lidahnya yang berbicara tapi tangan dan pisaunya yang berbicara ” jawab si ujang dengan otot di leher sebesar jari, “ benar, tapi perampok masih takut dengan bapak polisi,” jawab si boncel dengan santai sambil ngemil makanan yang ada di hadapannya.

Sementara teman temannya yang ada di warung kopi asyik nyruput kopi sambil makan pisang goreng, sesekali mata mereka  melirik kepada dua rekannya yang lagi asyik berdebat mengenai orang yang tidak pernah takut pada  siapapun di dunia ini.

Si Budi yang duduknya tidak jauh  dari mereka nyeletuk, “oalaaaah  untuk apa kamu berdua berdebat tentang  orang yang tidak takut siapapun di dunia, membuang energy saja ….,  kamu berdua kan….. bukan RT, bukan RW, Apalagi pak lurah , …kamu berdua hanya tukang batu, sama seperti saya. Pembicaraan seorang tukang batu seharusnya bagaimana pemasangan batu bata tadi pagi, lurus apa tidak?, apabila pekerjaan disini sudah habis, dimana kita mencari garapan atau pekerjaan selanjutnya,? itu yang benar, jangan berdebat tentang masalah orang orang besar , otak kita tidak mampu memikirkan masalah masalah yang besar.”

Sejenak mereka diam ,  si Boncel dan si Ujang tidak menanggapi nasehat temannya , sesekali tangan mereka meraih gelas kopi yang berada dihadapannya dan sesekali asap rokok mengepul dari bibir mereka berdua.

“ Hai , Ujang kenapa kamu diam?, benar bukan…. jawaban saya, bahwa  tidak ada orang yang tidak pernah takut sama siapapun di dunia ini?,  suara budi memecah keheningan.

“ Ada, Yaitu Bapak Polisi yang kamu katakan tadi,” jawab si Ujang.

Si Boncel bingung dengan jawaban si Ujang dan didalam hatinya Berkata ,” Bagamana orang ini , berdebat kok jawaban lawan bicara yang di pakai  untuk membela argumentnya ,  kalau di pikir pikir ……pinter juga si ujang ini, tapi biarlah akan aku kalahkan argument saya yang telah dipakainya dengan agument yang baru lagi .”

“ Tidak ada ,   orang yang tidak  takut dengan  siapapun di dunia ini … Jang, Bapak polisi meskipun mempunyai wewenang dan kekuasaan masih ada  juga yang di takuti ….yaitu wartawan, dengan wartawan inlah bapak polisi takut, sebab wartawan suaranya sangat lantang, apabila dia berbicara suaranya bisa terdengar sampai keseluruh dunia dan di Negara bedebah ini, Bapak Polisi banyak yang menggunakan kewenangannya untuk kepentingan pribadi, Mereka semua kebanyakan lupa sama sumpah prajurit atau sumpah jabatannya … ehhhhhm apa istlah kepolisian tentang sumpah yah….saya gak begitu mengerti , yang pasti mereka banyak yang lupa dengan sumpahnya saat mereka dilantik dengan atasannya ……Tapi ….yah….. tidak semua,  dan kesimpulan dari pembicaraanku yaitu tidak ada orang yang mempunyai kepribadian yang tidak takut dengan  siapapun di dunia ini.,” Jawab si Boncel membela argumentnya.

“Cel, Kamu bicara apa? Kalau kamu bicara macam macam  bisa di tangkap dengan tuduhan pencemaran nama baik.loh…,saya lihat di televisi kalau orang bicara  tanpa bukti dan menjelek jelekkan pemerintah bisa dituntut dengan tuduhan pencemaran nama baik, kalau kamu di tangkap dan dimasukkan kedalam penjara, siapa yang memberi nafkah anak istrimu? …….sudahlah….tidak perlu berbicara macam macam , kita ini hanya orang kecil, tugas orang kecil hanya bekerja, menyekolahkan anak dan kalau masih ada sisa dari penghasilan, kita tabungkan untuk memperbaiki rumah, beli sepeda motor atau naik Haji .” celetukan si Budi memotong pembicaraan ke dua rekannya.

Sejenak mereka diam ,  si Boncel dan si Ujang tidak menanggapi nasehat temannya , sesekali tangan mereka meraih gelas kopi yang berada dihadapannya dan sesekali asap rokok mengepul dari bibir mereka berdua.

“ Ada, Yaitu Bapak Wartawan yang kamu katakan tadi, Bapak Wartawan adalah orang  tidak takut siapapun di dunia ini,” otot si Ujang,tak mau di kalahkan dan di remehkan si Boncel.

Si Boncel tambah pusing bagaimana caranya meyakinkan si ujang agar percaya dengan argumentnya, bahwa di dunia ini pasti ada orang yang mempunyai kepribadian yang tidak pernah takut dengan manusia , tapi bagaimana caranya meyakinkan temannya itu sebab pada hakikatnya dia tidak melawan argument temannya tetapi melawan argument dia sendiri. ….Lama dia berpikir dan asap rokok serta pisang goreng sesekali mampir pada bibirnya, dan otaknya berpikir lebih keras lagi  untuk meyakinkan temannya dan disamping meyakinkan dia juga mencari cara yang lebih jitu agar  argument yang akan diajuhkan, tidak lagi menjadi boomerang bagi dirinya sendiri.

Setelah menghabikan beberapa batang rokok, secangkir kopi dan dua pisang goreng  si  Boncel angkat bicara lagi,” ada yang di takuti oleh wartawan yaitu preman , wartawan dengan instansi manapun tidak merasa takut sebab dia merasa posisinya berada  di atas,  dia mempunyai posisi mengawasi dan tidak diawasi oleh siapapun, sebab itu seorang wartawan tidak mempunyai rasa takut dengan segala macam instansi  di negeri ini sebab segalanya jelas ,wewenang  jalas, pekerjaan jelas, tempat tinggal jelas. Tapi kalau melawan preman dia tidak mempunyai kekuaaan apapun , seorang preman tidak mempunyai pekerjaan yang jelas , tidak mempunya tempat tinggal yang jalas, tidak mempunya kehidupan yang jelas dan para preman itulah yang paling di takuti oleh wartawan,” inilah argument  terakhir yang di ajukan oleh si ujang,  dengan agument yang ber putar putar sang Ujang mempunyai keyakinan kalau temannya tidak mampu lagi untuk mendebat dan memakai argumentnya untuk menyerang balik .

Disebelahnya sang Boncel bingung dia tidak mampu mengeluarkan pendapat apapun, sebab jawaban sang ujang berputar putar dari perampok ke aparat kepolisian, dikejar berpindah menuju wartawan, semakin dikejar kembali lagi ke arah perampok atau preman, hanya batang rokok dan pisang goreng yang bermain main di mulutnya sesekali kopi pahit yang memasuki mulut  sang boncel.

Suasana diwarung kopi sejenak sunyi, si budi, pedagang  maupun orang orang yang berada di warung kopi itu tidak membuka suara, mereka semua hanya sibuk berdialog dengan dirinya masing masing

“ Ada Mas, orang yang tidak takut dengan siapapun di dunia ini ,“ celetuk orang yang tak dikenal……dan orang orang yang berada si warung kopi hampir bersamaan terkesiap mendengar ada orang yang berbicara serta nimbrung pembicaraan si boncel dengan si ujang , perlahan lahan beberapa pasang mata mengawasi orang yang terseret pembicaraan tersebut dan di dalam hati masing masing bertanya siapa orang ini ? aparat kepolisian, perampok atau premankah orang tersebut?

Suasana diwarung kopi tetap sunyi dan sedikit tegang,  si budi, si Boncel, si Ujang, pedagang  maupun orang orang yang berada di warung kopi itu tidak membuka suara, mereka semua hanya sibuk berdialog dengan dirinya masing masing, siapa orang ini?, Kalau di lihat ciri ciri fisik bukan aparat kepolisian sebab rambutnya panjang dan giginya tidak teratur, kalau preman sinar matanya tidak tajam , kalau wartawan  sepertinya bukan?, sebab penampilannya seperti orang orang kampung biasa, lantas siapa orang ini ?

“ Ada Mas, orang yang tidak takut dengan siapapun di dunia ini , bahkan Dirinya sangat ditakuti oeh siapapun di dunia ini, siapa orang ini dan bagaimana rupa orang ini?. Ayo saya balik bertanya kepada anda berdua yang sejak tadi berdebat seru …?” celetuk kedua kali orang yang tidak di kenal itu  dengan senyum tipis di kedua bibirnya, semakin menambah kemesteriusannya.

Orang yang berada diwarung kopi tidak ada satupun yang menjawab, si Ujang yang lagi terdesak maupun si ujang yang sok pandaipun tidak berani menjawab , mereka semua ragu ragu tentang identitas orang ini. Apabila di perhatikan dengan seksama mereka belum pernah sekalipun bertemu, baik diwarung kopi maupun di sekitar kampung tempat mereka bekerja, dari pada ada permasalahan lebih baik diam.

“ yang anda bicarakan sejak tadi intinya adalah membicarakan kekuatan, barang siapa yang membicarakan atau bersandar pada kekuatan tidak akan pernah ada awal dan akhirnya sebab di atas langit ada langit , kehidupan yang bersandar pada kekuatan seperti ekosistim tidak ada yang kuat dan lemah , contoh : rumput dimakan kijang, kijang di makan harimau, harimau di buruh oleh manusia dan manusia dibantai oleh sesama atau dimakan oleh usia dan penyakit lantas di kubur kedalam tanah , didalam tanah badan manusia diurai oleh bakteri akhirnya menjadi air lantas sang air diserap oleh rumput dan begitulah seterusnya berputar tidak ada habisnya. Yang banar manusia harus  bersandar pada sifat atau karakter, salah satunya yaitu jujur , apabila orang mempunyai sifat  atau karakter jujur tidak akan pernah takut dengan siapapun di dunia bahkan orang yang mempunyai sifat jujur  akan di takuti oleh siapapun di dunia ini ,tidak perduli dia mempunyai jabatan atau tidak ,  kaya atau  miskin,  mempunyai pengikut atau tidak  orang yang jujur tidak pernah takut dengan siapapun dan akan ditakuti siapapun di dunia ini, oh iya … berapa harga makanan yang mereka pesan , nih… saya bayar semua dan kalau masih ada sisa anda ambil ya… pak ” Celoteh orang tersebut dengan wajah serius sambil memberikan selembar  uang ratusan ribu lantas pergi.

Orang yang berada diwarung kopi tidak ada satupun yang menjawab, si Ujang yang lagi terdesak maupun si ujang yang sok pandaipun terbengong – bengong , mereka semua  tidak menyangka dengan keterangan orang tersebut

Tentang edywitanto
wira wiri mlaku bareng angin

Tinggalkan komentar