Gratis

Gratis

 Ada sebuah pepatah mengatakan bahwa hidup di dunia tidak ada yang gratis, semuanya membutuhkan alat tukar yang bisa mencukupi seluruh keperluan hidup

Demi pepatah itu Manusia bekerja membanting tulang sikut kanan sikut kiri, lupa teman, saudara, diri bahkan tuhan yang menciptakan, semuanya dihalalkan demi alat tukar yang bernama uang, angan-angannya membayangkan dengan uang segalanya bisa didapat antara lain kekuasaan, kemegahan, kecantikan, harga diri, bahkan nasib seseorangpun bisa diatur dengan alat tukar yang bernama uang dan apabila  tidak mempunyai alat tukar itu maka tamatlah kehidupan  di dunia ini.

 penulis  ingin menyelidiki  lebih dalam perihal pepatah itu sebab pepatah itu sepintas lalu  bertentangan dengan isi dari kitab suci Alqur’an,

 Dengan adanya suatu penelitian maka suatu persoalan yang kelihatannya berseberangan bisa saja terbalik menjadi beriringan, begitupun sebaliknya dengan adanya suatu penyelidikan yang sepintas lalu seperti beriringan bisa saja terbalik menjadi berseberangan

 1. Hidup didunia ini Gratis

Pada kitab suci Alquran banyak sekali yang memberitakan tentang kenikamatan yang bersifat gratis tanpa suatu imbalan sedikitpun yang di bebankan manusia oleh tuhannya dan dari sekian banyak ayat yang memberitakannya, penulis hanya menyajikan beberapa ayat saja  antara lain :

 Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

An Nahl 5-12. Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebahagiannya kamu makan Dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan Dan ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya Dan hak bagi Allah (menerangkan) jalan yang lurus, dan di antara jalan-jalan ada yang bengkok. Dan jikalau Dia menghendaki, tentulah Dia memimpin kamu semuanya (kepada jalan yang benar) Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya) dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran.

 Apabila diteliti ayat ayat tersebut diatas mengisyaratkan bahwa yang maha kuasa membuat segala sesuatu di dunia ini bukan di peruntukan kepada malaikat, jin atau mahluknya yang lain akan tetapi segala sesuatu yang diciptakanya hanya untuk keperluan manusia semata dan Kewajiban yang di bebankan kepada manusia hanya satu yaitu memelihara dan menjaga agar warisan yang sangat berharga ini tetap langgeng hingga tak terbatas waktunya, dengan kata lain tidak musnah ( KIAMAT ). Lantas bagimana cara manusia ini memelihara, apakah dengan mengeruk sumber alam itu dengan rakus atau menggunduli hutan sampai binatang yang butuh habitat untuk meneruskan keturunan  berurbanisasi kelingkungan manusia atau menghabiskan kekayaan biota laut dengan alat super canggih ( pukat harimau )sampai-sampai anak keturunannya ikut terjaring hingga tak tersisa dengan sedikitpun? apakah dengan cara demikian manusia  memlihara dan menjaganya? menurut penulis tidak demikian akan tatapi manusia dalam menjaga dunia ini harus dengan cara menjaga keseimbangan, apabila mengeruk hasil bumi hendaklah pemakainnya di perhitungkan dengan teliti apabila menebang hutan hendaklah diseimbangkan dengan menanam pohon yang baru, apabila menangkap biota laut hendaklah mengambil yang memang sudah pantas untuk diambil, biarlah keturunannya yang masih anak-anak berkembang serta beranak pinak kembali.

 Dengan menjaga keseimbangan serta ekosistim dunia ini maka pemberian yang maha kuasa tidak dinikmati oleh manusia yang hidup pada zaman itu saja akan tetapi juga bisa dinikmati oleh anak cucunya yang lahir di kemudian hari dan yang terpenting agar supaya keberadaan  dunia ini bisa langgeng.

 Meliti ayat-ayat tersebut diatas yang maha kuasa tidak meminta imbalan kepada manusia yang bersifat menguntungkan dirinya atau setidak-tidaknya transaksi  yang seimbang antara sesuatu yang di berikan dengan imbalan, segala sesuatunya diberikan Cuma-Cuma dan bersifat gratis semata bahkan yang maha kuasa selalu memberi, menjaga, melindungi serta bekerja lebih giat dari pada manusia yang diberikan warisan itu, terbukti

pada surat Al Waqi’ah :

58. Maka terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan

59. Kamukah yang menciptakannya, atau Kamikah yang menciptakannya?

63. Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam.

64. Kamukah yang menumbuhkannya atau Kamikah yang menumbuhkannya?

65. Kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan dia hancur dan kering, maka

      jadilah kamu heran dan tercengang.

68. Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum.

69. Kamukah yang menurunkannya atau Kamikah yang menurunkannya?

70. Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak

      bersyukur?

71. Maka terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan

72. Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kamikah yang menjadikannya?

73. Kami jadikan api itu untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi musafir di

      padang pasir.

74. Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang Maha Besar

Pada surat Al Waqi’ah diatas mengisyartakan bahwa yang maha kuasa tidak berhenti atau diam setelah memberikan dunia seisinya kepada manusia akan tetapi yang maha kuasa bekerja siang malam tak pernah berhenti. Dia tidak tidur, tidak mengantuk selalu sibuk mengurus mahluknya seperti yang di firmankan pada

 surat Albaqaah ayat 255.

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar

 2. Hidup di dunia ini tidak gratis

Pepatah diatas mengatakan segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang gratis akan tetapi kabar yang diterima oleh manusia dari tuhannya mengatakan segala sesuatu didunia ini didapatkan secara gratis tanpa suatu imbalan alat tukar sedikitpun yang harus diberikan kepada tuhannya, lantas siapa yang bisa dipercaya ?, Statmen manusia atau firman tuhannya? Sebelum memasuki arena perdebatan marilah kita kaji terlebih dahulu exesistensi manusia secara utuh.

 Manusia diciptakan oleh tuhannya bersifat lemah, mudah berkeluh kesah apabila memperoleh rejeki menjadi angkuh, sombong dan pelit tetapi apabila mendapat suatu bencana mudah berkeluh kesah dan berputus asa. Dengan kodrat yang diciptakan dalam keadaan demikian maka manusia tidak akan mampu mengarungi kehidupan di dunia ini sendiri mereka pasti memerlukan bantuan kepada sesama, dengan kodrat yang diciptakan dalam keadaan demikian maka manusia disamping bertanggung jawab kepada dirinya sendiri, Dia juga harus bertanggung kepada sesama manusia yang lain

 Untuk mempermudah dalam mempelajari perilaku, kebisasaan, karakter serta budaya manusia dalam berinteraksi dengan dirinya sendiri dan berinteraksi dengan manusia lain maka muncullah suatu ilmu yang bernama sosiologi dan para pakar ilmu ini mengelompokkan manusia menjadi dua golongan yaitu sebagai mahluk individu ( nasib dan cita citanya ditentukan oleh perjuangannya sendiri ) juga mahluk social yang hidupnya tergantung penuh kepada mahluk hidup lainnya.

 Manusia sebagai Mahluk individu

Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.

Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu.

 Sebagai mahluk individu berarti manusia harus bertanggung jawab penuh kepada dirinya sendiri mengenai  hidupnya maupun kepada sang pencipta , bertanggung jawab penuh kepada dirinya sendiri berarti bertanggung jawab mengenai masalah keinginan, pilihan, pembicaraan, tindakan maupun memperjuangkan keinginannya yang bersifat mengikuti atau menentang perintah dari tuhannya dalam mewujudkan keinginannya itu..

 Manusia lain  tidak bisa mengintervensi tentang hal-hal yang bersfat pribadi dan manusia lain hanya mampu mengingatkan atau memberi dorongan saja tentang keinginan, pilihan, pembicaraan, tindakan maupun memperjuangkan keinginan dari manusia yang bersifat individu.

 Manusia sebagai Mahluk social

 Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, dengan adanya interaksi dengan orang lain maka seluruh kebutuhan manusia itu bisa terpenuhi.

 Mari kita bayangkan apakah manusia bisa hidup sendiri dalam dunia ini untuk memenuhi segala keperluan hidupnya sedangkan  keperluan manusia didunia ini adalah bermacam-macam antara lain seperti makanan, pakaian, perumahan, status dan penghargaan, .Semua kebutuhan itu tidak bisa diwujudkan manusia tanpa berhubungan dengan manusia lain, salah satu contoh manusia mmerlukan makan, apakah manusia itu menanam padi sendiri ? Manusia memerlukan garam, apakah manusia membuat garam sendiri ? manusia memerlukan pakaian, apakah manusia itu menenun dan menjahit sendiri  dan masih banyak kebutuhan yang bersifat jasmani maupun rohani yang harus di penuhi oleh manusia dan untuk memenuhi kebutuhan itulah manusia memerlukan mahluk hidup lain

Manusia sebagai mahluk social dalam arti luas manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan dari mahluk hidup lainnya  dan pada manusia sebagai mahluk social inilah segala sesuatunya tidak ada yang gratis, siapa yang meminta tolong harus mengganti atau mambayar kepada yang dimintai pertolongan apabila manusia memerlukan bantuan dari mahluk yang bernama hewan maka harus memberi imbalan berupa makanan dan

perawatan, apabila meminta pertolongan kepada tumbuhan maka harus memberi perhatian dan perawatan, apabila meminta pertolongan kepada mesin maka wajib memberi bahan bakar serta perawatan, apabila meminta pertolongan kepada sesama manusia lainnya  maka wajib memberi imbalan entah itu berupa uang , barter atau ucapan terimah kasih. dan dalam interaksi manusia dengan mahluq yang lain hampir tidak ada yang bersifat gratis semuanya memerlukan keseimbangan yaitu apabila kita memberikan sesuatu harus di kembalikan dengan nilai yang sepadan dengan sesuatu yang kita berikan. Begitupun juga sebaliknya

 Sebagai mahluk social inilah manusia disamping saling membutuhkan juga berkompetisi dalam memperoleh keperluan hidupnya, siapa yang cekatan, kuat, ulet  dan pandai,  dia yang mampu mewujudkan keinginannya. Siapa yang malas, bodoh, lemah, tidak tahan banting maka dia akan menangis disebabkan tidak memperoleh keperluan hidup serta tidak mampu mewujudkan keinginannya. sebagai mahluk social inilah timbul beraneka ragam peraturan, budaya, ilmu serta peradaban.

 Kesimpulan

Hidup di dunia ini gratis adalah benar

segala sesuatu keperluan manusia antara lain bumi dan kandungannya, pohon, hewan, laut beserta kekayaannya, udara beserta pernak-perniknya semuanya di berikan kepada manusia secara gratis tanpa imbalan apapun yang di bebankan kepada manusia oleh Tuhannya.

 Hidup di dunia ini tidak gratis adalah benar

Manusia harus saling Bantu membantu dan berkompetisi dengan sesama untuk memperoleh kebutuhan hidupnya sebab tuhan yang mempunyai sifat kasih dan sayang  tidak akan mungkin menyuapi manusia satu persatu.

 NB.

Manusia yang beruntung adalah yang memahami kapan saatnya berinteraksi secara gratis dan berinteraksi menggunakan tidak gratis atau menggunakan alat tukar.

Tentang edywitanto
wira wiri mlaku bareng angin

Tinggalkan komentar